KEBUDAYAAN SUNDA (JAWA BARAT)
Sisingaan
Pertunjukan ini sering disajikan sebagai bagian dari upacara sunatan atau upacara lainnya dalam bentuk arak-arakan. Sisingaan biasanya ditampilkan dalam dua bentuk yang berbeda. Warga Subang menamakannya sebagai singa pergosi dan singa buhun.Pada atraksi sisingaan, sepasang anak kecil dengan memakai baju adat Sunda dinaikkan keatas sepasang tandu singa, yang diusung oleh empat orang pengarak. Atraksi dilakukan dengan berputar-putar, ataupun maju mundur dan bergerak terus mengelilingi kampung, desa, atau jalanan kota sampai akhirnya kembali ke tempat semula.
Indonesia
seringkali disebut sebagai negara yang kaya akan kebudayaannya, sebutan itu
memang sangat benar bila kita lihat dari semua keanekaragaman Budaya, Bahasa, Ras
dll. Semua itu merupakan peninggalan leluhur yang sangat berharga untuk
Indonesia. Akan tetapi Indonesia belum bisa mengolah semuanya dengan baik, bahkan
banyak budaya yang diklaim oleh negara lain. Oleh karena itu, bagi generasi
muda saat ini dan untuk ke depannya dapat melestarikan dan menjaga budaya
negara sendiri. Jangan menunggu di klaim, baru kita bertindak :D
Disini
saya akan sedikit menjelaskan beberapa kebudayaan yang berasal dari Jawa Barat.
Budaya Jawa Barat banyak sekali contohnya saja seperti pencak silat, tari
jaipong, kacapi suling, angklung, dll. Mungkin yg saya jelaskan masih sebagian
kecil budaya jawa barat, takutnya tidak cukup saking banyaknya. contohnya
saja seperti :
PENCAK SILAT merupakan suatu seni beladiri yang
berasal dari Indonesia. Dalam
perkembangannya kini istilah "pencak" lebih mengedepankan unsur seni
dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan "silat" adalah inti ajaran
bela diri dalam pertarungan. Pencak silat terdiri dari empat aspek, seperti aspek bela
diri, aspek seni budaya, aspek mental spritual, dan aspek olahraga. Ke empat
aspek tersebut sangatlah penting dalam persilatan.
Mengenal si Cepot
Cepot merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Ayahnya bernama Semar Badranaya dan ibunya bernama Sutiragen. Wataknya sangat humoris, senang ngabador kepada siapa saja baik kepada ksatria, raja, ataupun para dewa seolah tanpa rasa takut. Meskipun demikian di setiap humor dan candaannya terdapat pesan moral, nasihat, dan kritik yang membangun. Setiap tingkah dan ucapan si Cepot pun selalu menyimpan pelajaran baik seperti setia, ceria, membela kebenaran, dan lainnya. Hal ini karena setiap kelucuannya berlandaskan pada nilai-nilai, norma-norma, dan juga sikap hidup.
Wajah Merah
Si Cepot dikenal pula dengan nama lain Astrajingga. Astrajingga
diketahui berasal dari 2 kata yaitu sastra dan jingga. Sastra berarti
tulisan, sementara jingga berarti merah yang menjadi lambang dari
kelakuan buruk. Jadi sebenarnya Cepot merupakan gambaran karakter buruk
seperti murid yang memiliki rapor merah. Namun, uniknya kehadirannya
selalu ditunggu karena tingkah konyolnya yang membuat jengkel. Kakak
dari Dawala dan Gareng ini pun sangat setia mengikuti kemana saja
ayahnya pergi. Kesetiaannya juga terlihat saat kesediaannya bertarung
membela negaranya melawan buta hijau.Adapun satu dalang kondang yang sukses menjadikan si wajah merah ini tampil sebagai tokoh unggulan tidak lain adalah Asep Sunandar Sunarya. Menurut Asep, seorang dalang mesti mampu membaur dengan budaya masyarakat. Inilah mengapa tokoh Cepot disukai siapa saja. Lakon Cepot biasanya dimunculkan di tengah kisah. Perannya tidak lain untuk menemani para ksatria khususnya Arjuna yang menjadi majikannya. Kehadiran Cepot dijadikan satu media tersendiri dalam menyampaikan pesan. Pesan atau sindiran sarat makna tersebut disampaikan kepada penonton dengan cukup kocak sambil guyon.
yuhu lumayan tertarik postinganya
BalasHapussaya sangat tertarik dengan posting anda=))
BalasHapusmembaca posting anda, saya jadi lebih mengenal budaya sunda:)
BalasHapusmenarik sekali
BalasHapuswah asyik bisa tau tentang kearifan lokal :)
BalasHapusbagus sekale ;)
BalasHapus